SECARA diam-diam, sebenarnya masturbasi atau solo seks banyak dipilih orang sebagai peluapan hasrat seksual. Sebelum melakukannya lebih lanjut, ketahui lebih dalam solo seks dan efeknya.
Masturbasi sebenarnya bukanlah sebuah topik favorit untuk dibahas secara terbuka sehingga banyak mitos seputar masturbasi yang terus-menerus berputar ke setiap generasi baru.
Ada begitu banyak mitos dan kesalahpahaman tentang masturbasi bahkan dalam masyarakat beradab. Banyak orang memiliki pengertian yang salah tentang masturbasi, di antaranya bahwa masturbasi dapat menyebabkan kebutaan, infertilitas, penurunan daya seksual, menyebabkan berat badan berkurang, membuat suatu organ manusia mengalami perubahan ukuran, serta penurunan libido.
Seorang konsultan reproduksi dan seksualitas, Dr A Chakravarthy, sebagaimana dilansir Times of India menjelaskan, bahwa masturbasi sendiri merupakan bentuk umum dari autoeroticism dan rangsangan seksual yang sehat dari seseorang.
Dokter Chakravarthy pun meluruskan mitos yang menyebutkan bahwa masturbasi dapat menyebabkan kebutaan.
"Masturbasi adalah metode normal dari aktivitas seksual bagi pria dan wanita sehingga tidak menyebabkan kebutaan atau masalah kesehatan lainnya. Masturbasi tidak ada hubungannya dengan hilangnya organ-organ sensorik tubuh dan merupakan aktivitas seksual yang benar-benar aman," ujarnya.
Ia pun menjelaskan bahwa masturbasi pun dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah atau memiliki pasangan hidup. Namun, dikatakan, orang yang teralu sering melakukan masturbasi dikategorikan sebagai orang yang sudah kecanduan seks dan berkemungkinan memerlukan bantuan seorang seksolog.
Meski begitu, tidak ada jumlah pasti berapa banyak masturbasi yang dilakukan sehingga cenderung disebut kecanduan.
"Tidak ada jumlah tertentu karena hal ini tergantung pada masing-masing orang. Tingkat rata-ratanya yakni sekira tiga sampai tujuh kali tiap pekan," jelasnya lebih lanjut.
Lalu bagaimana dengan mitos yang menyebutkan bahwa wanita yang masturbasi tidak akan sulit mencapai orgasme selama hubungan seksual? Jawabannya, ya, benar.
"Hal ini karena mekanisme orgasme wanita lebih kompleks daripada laki-laki. Pria biasanya tiba pada orgasme dengan ejakulasi. Eksitasi yang tidak memadai dan teknik seks yang tidak tepat menjadi penghalang dalam mencapai orgasme untuk wanita. Ejakulasi dini dan pemanasan yang tidak memadai adalah alasan yang paling penting dari mitra laki-laki," tutupnya.
Masturbasi sebenarnya bukanlah sebuah topik favorit untuk dibahas secara terbuka sehingga banyak mitos seputar masturbasi yang terus-menerus berputar ke setiap generasi baru.
Ada begitu banyak mitos dan kesalahpahaman tentang masturbasi bahkan dalam masyarakat beradab. Banyak orang memiliki pengertian yang salah tentang masturbasi, di antaranya bahwa masturbasi dapat menyebabkan kebutaan, infertilitas, penurunan daya seksual, menyebabkan berat badan berkurang, membuat suatu organ manusia mengalami perubahan ukuran, serta penurunan libido.
Seorang konsultan reproduksi dan seksualitas, Dr A Chakravarthy, sebagaimana dilansir Times of India menjelaskan, bahwa masturbasi sendiri merupakan bentuk umum dari autoeroticism dan rangsangan seksual yang sehat dari seseorang.
Dokter Chakravarthy pun meluruskan mitos yang menyebutkan bahwa masturbasi dapat menyebabkan kebutaan.
"Masturbasi adalah metode normal dari aktivitas seksual bagi pria dan wanita sehingga tidak menyebabkan kebutaan atau masalah kesehatan lainnya. Masturbasi tidak ada hubungannya dengan hilangnya organ-organ sensorik tubuh dan merupakan aktivitas seksual yang benar-benar aman," ujarnya.
Ia pun menjelaskan bahwa masturbasi pun dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah atau memiliki pasangan hidup. Namun, dikatakan, orang yang teralu sering melakukan masturbasi dikategorikan sebagai orang yang sudah kecanduan seks dan berkemungkinan memerlukan bantuan seorang seksolog.
Meski begitu, tidak ada jumlah pasti berapa banyak masturbasi yang dilakukan sehingga cenderung disebut kecanduan.
"Tidak ada jumlah tertentu karena hal ini tergantung pada masing-masing orang. Tingkat rata-ratanya yakni sekira tiga sampai tujuh kali tiap pekan," jelasnya lebih lanjut.
Lalu bagaimana dengan mitos yang menyebutkan bahwa wanita yang masturbasi tidak akan sulit mencapai orgasme selama hubungan seksual? Jawabannya, ya, benar.
"Hal ini karena mekanisme orgasme wanita lebih kompleks daripada laki-laki. Pria biasanya tiba pada orgasme dengan ejakulasi. Eksitasi yang tidak memadai dan teknik seks yang tidak tepat menjadi penghalang dalam mencapai orgasme untuk wanita. Ejakulasi dini dan pemanasan yang tidak memadai adalah alasan yang paling penting dari mitra laki-laki," tutupnya.